Sabtu, 20 November 2010

LARANGAN PENYIMPANAN B3

KODE-FACEBOOK
Larangan – larangan dalam penyimpanan bahan kimia menurut NIOSH :
a. Jangan letakkan bahan berat, bahan kimia cair, dan kontainer besar di rak-rak tinggi.
b. Jangan menyimpan bahan kimia pada bagian atas lemari.
c. Jangan menyimpan bahan kimia di lantai, bahkan sementara.
d. Jangan simpan di puncak item bangku dan di atap mobil laboratorium kimia, kecuali bila digunakan.
e. Jangan menyimpan bahan kimia di rak-rak di atas permukaan mata.
f. Jangan menyimpan bahan kimia dengan makanan dan minuman.
g. Jangan simpan dalam lemari pendingin bahan kimia staf pribadi, bahkan sementara.
h. Jangan biarkan bahan kimia disimpan untuk panas atau sinar matahari langsung, atau suhu sangat bervariasi.
i. Tepat Penggunaan Wadah Penyimpanan Kimia
j. Jangan gunakan kontainer makanan untuk penyimpanan bahan kimia.
k. Pastikan semua kontainer ditutup dengan benar.
l. Setelah setiap kali digunakan, hati-hati menghapus bawah bagian luar wadah dengan handuk kertas sebelum kembali ke area penyimpanan. Benar membuang handuk kertas setelah digunakan.

Ada beberapa international standar yang berhubungan dengan penyimpanan bahan bakar/bahan kimia, diantaranya :
1. NFPA 30B untuk Code for the Manufacture and Storage of Aerosol Products 2007 Edition.
2. NFPA 42 untuk Code for the Storage of Pyroxylin Plastic 2002 Edition.
3. NFPA 59A untuk Standard for the Production, Storage, and Handling of Liquefied Natural Gas (LNG) 2006 Edition.
4. NFPA 430 untuk Code for the Storage of Liquid and Solid Oxidizers 2004 Edition.
5. NFPA 432 untuk Code for the Storage of Organic Peroxide Formulations 2002 Edition.
6. NFPA 434 untuk Code for the Storage of Pesticides 2002 Edition.
7. NFPA 490 untuk Code for the Storage of Ammonium Nitrate 2002 Edition.
8. NFPA 560 untuk Standard for the Storage, Handling, and Use of Ethylene Oxide for Sterilization and Fumigation 2002 Edition.

KLASIFIKASI BAHAN KIMIA

KODE-FACEBOOK
1. KLASIFIKASI UMUM
Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk memudahkan pengenalan serta cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :

A.Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang[5]. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.

B.Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.
Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).

C.Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan.

D.Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).

E.Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.

F.Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.

G.Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.

H.Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.

I.Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram. Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena memang mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.

PENYIMPANAN B3 (BAHAN BERBAHAYA BERACUN)

KODE-FACEBOOK
Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik-baiknya dan aman. Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan akan mengandung bahaya seperti kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh tersebut.

1.Penyimpanan bahan kimia berbahaya sebagai berikut :

a.Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya.
Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas.

b.Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label. Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan tersebut.

c.Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan padat berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan sering terlihat seperti meledak. Dalam penyimpanannya harus diperhatikan sebagai berikut :
1)Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara
2)Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah percikan api
3)Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakarannya
4)Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas
5)Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
6)Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
7)Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
8)Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik

d.Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Terhadap bahan tersebut ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak tempat penyimpanan harus berjarak minimum 60[meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang, bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin. Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala api. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.

e.Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu kamar. Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini dikarenakan bahan oksidator menyediakan oksigen sendiri.

f.Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun mengeluarkan panas atau gas-gas yang mudah menyala. Karena banyak dari bahan ini yang mudah terbakar maka tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler otomatis di dalam ruang simpan.

g.Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen dan gas-gas yang mudah menyala. Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan dan diperiksa secara berkala. Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur campuran dan menghasilkan hydrogen, maka bahan asam dapat juga disimpan dalam gudang yang terbuat dari kayu yang berventilasi. Jika konstruksi gudang trbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan pasif terhadap bahan asam.

h.Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan rantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang penyimpanan harus dijaga agar sejuk , bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari saluran pipa panas di dalam ruangan yang ada peredaran hawanya. Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif agar silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler.

i.Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik, efek somatik dapat akut atau kronis. Efek somatik akut bila terkena radiasi 200 [Rad] sampai 5000 [Rad] yang dapat menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma gas trointestinal dan sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik kronis terjadi pada dosis yang rendah. Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya diturunkan pada keturunan. Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung radioaktif. Pemakai zat radioaktif dan sumber radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga yang terlatih untuk bekerja dengan zat radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan mendapat izin dari BATAN. Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan, packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti ketentuan khusus yang telah ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara.
Peraturan perundangan mengenai bahan radioaktif diantaranya :
1.Undang-Undang Nomor 31/64 Tentang Ketentuan Pokok Tenaga Atom
2.Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja terhadap radiasi
3.Peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang izin Pemakaian Zat Radioaktif dan atau Sumber Radiasi lainnya
4.Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang Pengangkutan Zat Radioaktif

Senin, 28 Desember 2009

ERGONOMI

KODE-FACEBOOK
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan
sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya
peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya
meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu
disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada
menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul.
Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang
mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah
kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak
dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah
manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan
kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan
kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk
“fitting the job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan,
sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik
bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja
yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”.
Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
- Tehnik
- Fisik
- Pengalaman psikis
- Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot
dan persendian
- Anthropometri
- Sosiologi
- Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up
take, pols, dan aktivitas otot.
- Desain, dll

Contoh :






Rabu, 01 Juli 2009

SAFETY REVIEW

KODE-FACEBOOK
• Merupakan metode hazards evaluation yang pertama kali dipakai
• Nama lain : process safety review / design review / loss prevention review
• Dapat dipakai pada semua tahap siklus sepanjang hidup ( lifetime )
• Bentuk kegiatan : Umumnya inspeksi lapangan, interview, baik dalam bentuk informal berupa pemeriksaan lapangan rutin, hingga dalam bentuk formal membentuk “team work” yang memakan waktu beberapa minggu.

TUJUAN
• Menjamin bahwa keadaan pabrik/plant, serta pelaksanaan proses operasi dan pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat
• Menekankan kesadaran para operator/teknisi untuk waspada terhadap process hazards
• Menemukan hazards baru pada “process change”
• Evaluasi terhadap “control and safety system”
• Evaluasi terhadap kelayakan pemeliharaan dan inspeksi K3

HASIL
• Merupakan analisa kualitatif
• Terdiri dari penjelasan terhadap permasalahan safety yang ditemukan serta rekomendasi yang disarankan
• Umumnya mengidentifikasi “major risk situation” dibanding masalah housekeeping rutin ataupun masalah moral

SUMBER DATA
• Kode dan standard
• Safety study sebelumnya
• P&ID’s
• PFD’s
• Prosedur kerja
• Record maintenance dan kecelakaan
• Karakteristik material yang digunakan dalam proses (MSDS)
• Etc

PROSEDUR PELAKSANAAN
 Persiapan review
 Pelaksanaan review
 Dokumentasi hasil review

CONTOH
Dalam sebuah perusahaan petrokimia besar yang cukup kompleks, sebuah unit telah beroperasi selama sekitar 30 tahun. Hasil evaluasi bisnis mengindikasikan unit ini secara ekonomis dapat dilanjutkan hingga 15-20 tahun lagi jika aspek keselamatan dapat dipenuhi.
Sebuah safety review dilaksanakan untuk mengevaluasi unit ini. Hasil review menunjukkan bahwa unit uni terpelihara cukup baik, peralatan dapat digunakan untuk 15 tahun kedepan. Bagaimanapun tim review mengidentifikasi beberapa masalah yang membutuhkan evaluasi tambahan, meliputi :
- Kapasitas unit telah ditingkatkan, namun ukuran safety relief valves dan flare headers belum pernah dievaluasi
- Kontrol pneumatik asli masih digunakan namun safety interlock tidak pernah dievaluasi berdasarkan standar yang berlaku
- Standar perusahaan tentang jarak anatara peralatan telah berubah, dan berdasarkan standar baru tersebut ditemukan banyak penyimpangan

Perusahaan menerima rekomendasi yang diberikan oleh tim review dan melakukan corrective action meliputi :
- Review desain pressure relief valve dan flare headers. Hasil evaluasi menambahkan safety relief valve dan memasang flare headers yang baru.
- Review desain sistem kontrol dan instrumentasi. Dipasang sistem kontrol modern yang direkomendasikan. Sistem tidak hanya menjadi lebih handal, namun juga menggunakan safety interlock yang tidak ada pada unit aslinya.
- Review jarak antar peralatan. Hal ini lebih sulit untuk diperbaiki. Beberapa tidak dapat dipenuhi dan diantisipasi dengan sistem lain (pemasangan heat activated sprinkler system untuk mengantisipasi kebakaran).Standar jarak menjadi pertimbangan keputusan pembuatan control room dengan jarak yang cukup jauh.

Selasa, 13 Januari 2009

NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL)

KODE-FACEBOOK
Pengertian dan Batasan
a.Bising
Ada beberapa ilmuwan yg mendefinisikan bising antara lain :
Dennis : bising adalah suara yg timbul dr getaran2 yg tidak teratur dan periodik.
Wall : bising ad suara yang mengganggu
Dari beberapa definisi tsb dapat disimpulkan bahwa bising mengandung makna subyektif, tergantung pd orang yg mendengarnya. Jika suatu suara tdk diinginkan, maka bagaimanapun merdunya suara tsb maka akan dianggap bising oleh orang yang tdk menyukainya (Allan, 1984). Allan menyatakan bahwa bising adalah sound in the wrong place and in the wrong time.
b.Nilai Ambang Batas Kebisingan (NAB)
Nilai ambang batas kebisingan di Indonesia diatur dengan dengan Kepmen No 51/KEPMEN/1999  NAB faktor fisik.
NAB kebisingan adalah intensitas dimana ≤ 85 dB jika pekerja terpajan secara terus menerus selama 8 jam sehari, 40 jam seminggu, maka sebagian besar tenaga kerja tsb tidak akan mengalami gangguan pendengaran.
c.Nilai Ambang Dengar (NAD)
NAD adalah intensitas terendah yg masih dapat didengar oleh telinga. Normalnya NAD ≤ 25 dBA (beberapa literature menyebutkan 20 dBA). Dikatakan mengalami kenaikan NAD jika orang baru mendengar suara lebih tinggi dari batasan tsb.

b. Penyakit pd parenkim (unit respiratori) paru

KODE-FACEBOOK
b.1 Exrinsic Allergic Alveolitis
Penyakit ini dapat disebabkan krn sensitisasi debu2 organik t.u debu dr spora jamur Actinomycetes yg banyak terdapat di pertanian, krn itu penyakit ini dikenal dgn “farmer lung disease”. Letak gangguannya lebih banyak terdapat di parenkim paru. Keluhan flu like symptom sering menyertai penyakit ini. Diduga mikroba yg hidup di AC dapat menyebabkan gangguan kesh ini.
b.2 Pneumokoniosis
Pneumoconiosis berasal dr kata pneumo = paru, conis = debu dan osis = keadaan. Terjadi krn deposit debu di alveolus. Kerusakan di paru ditandai dgn fibrosis dan emfisema.
Silikosis prevalensinya msh lebih banyak dibandingkan dgn pneumoconiosis yg lain. Agen penyebabnya ad debu silica bebas (free crystalline silica, SiO2) yg banyak terdapat pd pasir kwarsa & batu granit. Pekerjaan yg berisiko ad tambang, terowongan, sandblasting keramik. Dpt terjadi scr akut y.i beberapa bulan dan kronis setelah > 15 th. Penderita silicosis mempunyai resiko yg lebih tinggi terkena Ca paru.
Asbestosis terjadi akibat paparan debu (serat) asbestos. Kelainannya dpt berupa efusi pleural, fibrosis pleural, plag pleural & fibrosis intertitial, bisa juga menyebabkan Ca bronkus.
Coal Worker Pneumoconiosis (CWP) dikenal sbg “black lung” disebabkan oleh paparan batubara. Debu batubara umumnya mengandung silica bebas > 1 %, yg dikelompokkan debu yg potensial menyebabkan fibrosis paru.
b.Efek Sistemik
c.1 Debu
Beberapa debu spt debu timah hitam (dlm bentuk fume) & debu lain dgn ukuran sangat kecil (< 0,5 mikron) dpt terdifusi melalui alveolus kemudian terdifusi ke seluruh tubuh menyebabkan efek sistemik.
c.2 Gas Asfiksian Sederhana
Gas2 spt CO2, metana, asetilin, dll pd ruang tertutup (confined space) sering kadarnya meningkat shg akan menurunkan tekanan partial oksigen di atmosfir. Kondisi ini akan fatal bila tekanan turun sd 18 %. Normal tekanan partial oksigen ad 20 %.
c.3 Gas Asfiksian Chemical
Contoh gas ini ad CO dan Asam Sianida. CO mempunyai afinitas 300 kali thd hemoglobin dibandingkan dgn oksigen. Keberadaan gas ini akan mengganggu transport oksigen oleh Hb, shg terjadi kegagalan pernafasan. Sedangkan asam sianida bekerja menghambat enzim2 pernafasan (kelp sitokrom oksidase), shg proses respirasi sel (siklus kreb) akan terganggu
Rizal Irfan Fuadi

Buat Lencana Anda